Evolusi, Teori atau Fakta ?

"A theory is the highest possible achievment of science." (Matt Dillahunty)
Satu bulan lebih telah berlalu sejak saya menulis artikel mengenai kritikan saya terhadap Islam yang sering digadang-gadang sebagai agama kedamaian, jika kalian berminat membacanya bisa klik disini. Pada kesempatan kali ini saya hanya sedikit berbagi pengalaman dan mungkin jawaban bagi teman-teman yang membaca artikel ini.

Pertama-tama perlu diingat bahwasanya meskipun dalam penyebutan evolusi selalu didahului dengan kata teori, akan tetapi teori evolusi hadir sebagai sebuah fakta saintifik. Namun kenyataan ini banyak ditentang dengan bermunculan argumen yang menyatakan bahwasanya evolusi hanyalah sebatas "teori" dan bukan fakta. Cukup lucu bukan ? argumen lucu tersebut biasanya dilontarkan para theis ketika saya berdiskusi dan berdebat mengenai evolusi. Kenapa saya menganggap argumen tersebut lucu ? Pertama, argumen tersebut menunjukkan tingkat pemahaman mereka yang sangat rendah atau bahkan tidak paham sama sekali terhadap asal-usul manusia dalam kacamata sains. Yang kedua, mereka begitu yakin bahwasanya argumen mereka dapat membuat saya terskak dan mati kutu, padahal sebenarnya argumen mereka akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri. 😂😂

Sebelum kita mengulik lebih dalam mengenai argumen tersebut beserta fallacy nya, mari kita tengok terlebih dahulu mengapa para theis terutama dari agama Abrahamik selalu menolak bahwasanya evolusi adalah fakta. Dalam pengamatan saya selama ini ada 3 penyebab utama, yaitu :
  1. Ketidaktahuan.
  2. Penolakan berlandaskan agama, dalam artian bahwasanya ketika mereka mempercayai evolusi sebagai fakta, maka mereka akan menodai dan merusak dongeng/cerita fundamental penyusun agama mereka. Selain itu, konsep jiwa yang kekal didalam agama mereka akan hancur ketika evolusi hadir sebagai sebuah kenyataan dan realita.
  3. Gabungan dari poin pertama dan kedua.
Dalam artikel kali ini saya tidak akan menyinggung poin kedua dan ketiga, namun saya akan memfokuskan topik pembahasan pada poin pertama, yaitu ketidaktahuan. Dan saya akan berusaha sebisa mungkin untuk menjelaskan mengapa argumen evolusi hanyalah sebatas "teori" bernilai salah dan tidak valid.


Agar lebih mudah dalam menjelaskan dan mematahkan argumen tersebut, pertama-tama mari kita buat silogisme dari pernyataan Evolusi hanyalah sebatas "teori" dengan cara menarik premis-premisnya dan melihat konklusinya.
  • Teori dapat diartikan sebagai ide untuk menjelaskan dan membenarkan situasi atau tindakan tertentu. (premis pertama)
  • Evolusi adalah teori (premis kedua)
  • Maka dari itu, evolusi hanyalah sebuah ide untuk menjelaskan dan membenarkan situasi tertentu, dalam kasus ini asal-usul manusia. (konklusi)
Dari konklusi diatas, biasanya para theis juga menambahkan argumen baru guna menopang konklusi tersebut, dan argumen tersebut berbunyi "Teori evolusi tidak pernah dibuktikan kebenarannya, kalau pun pernah dibuktikan kebenarannya maka seharusnya ia disebut sebagai Hukum evolusi, dan pada kenyataannya evolusi selalu disebut sebagai teori, bukan hukum, maka dari itu bisa dikatakan bahwa Teori evolusi adalah asumsi atau ide yang belum bisa dibuktikan."

Silogisme diatas memang terkesan sempurna dan tidak dapat dibantah, namun untuk memahami hal ini lebih lanjut, maka ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu beberapa tingkatan dan istilah dalam sains, yaitu :
  1. Fakta      : Pengamatan ilmiah yang dapat diverifikasi. Contoh : Dipegunungan udara terasa dingin, api itu panas, dan lain-lain.
  2. Hukum   : Deskripsi tentang bagaimana fenomena di alam semesta ini bekerja dalam keadaan dan kondisi tertentu. Contoh : Hukum Gravitasi milik Isaac Newton.
  3. Hipotesa : Merupakan tebakan yang berdasar, dalam artian ada fakta saintifik yang mendukungnya. Dalam kacamata sains, kata hipotesa inilah yang memiliki makna hampir serupa dengan makna teori yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Contoh : Memakan sayur dan buah dapat mengurangi berat badan dikarenakan rendah kalori dan kaya akan serat.
  4. Teori       : Hipotesa yang diuji secara ketat dan telah dikonfirmasi keabsahannya dengan memperhitungkan segala fakta dan hukum saintifik yang ada, serta dapat digunakan secara akurat untuk memprediksi temuan dan fenomena di masa mendatang. Contoh : Teori Relativitas milik Albert Einstein.
Setelah kita mengenal beberapa tingkatan dan istilah dalam sains, maka pertanyaan yang muncul selanjutnya ialah, "apakah yang membuat konklusi tersebut bernilai salah dan tidak valid ?!" Jawabannya cukup simpel dan mudah, yaitu dikarenakan ada satu kesalahan logika (Logical Fallacy) yang terkandung didalam premis-premisnya, kesalahan tersebut berupa Equivocation Fallacy. "Lalu, apa sih Equivocation Fallacy itu ?" Equivocation Fallacy adalah penggunaan suatu kata yang memiliki 2 atau lebih arti dan digunakan di dalam 2 premisnya, dalam artian kedua premisnya mengandung kata yang sama namun dengan penggunaan arti yang berbeda. Pada kasus ini, kesalahan logika nya terletak pada kata Teori. Didalam premis pertama kata teori diartikan sebagai ide untuk menjelaskan dan membenarkan situasi atau tindakan tertentu, sedangkan dalam premis kedua kata teori diartikan dalam kacamata sains, sehingga kata teori dalam premis kedua memiliki arti berupa hipotesa yang diuji secara ketat dan telah dikonfirmasi keabsahannya dengan memperhitungkan segala fakta dan hukum saintifik yang ada

Mari kita kembali sejenak keatas, diatas telah saya sebutkan bahwasanya salah satu alasan mengapa para theis menolak kebenaran evolusi adalah dikarenakan ketidaktahuan. Dari penjelasan yang sudah saya paparkan dengan cara menarik premis-premis dan konklusinya maka anda dapat menemukan korelasi antara ketidaktahuan akan sains (termasuk istilah yang digunakan didalamnya) dengan penolakan mereka terhadap keabsahan teori evolusi. Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwasanya argumen Evolusi hanyalah sebatas "teori" merupakan argumen yang penuh dengan kebodohan dan kecacatan berpikir, hanya orang-orang bodoh dan buta akan sains yang akan mengeluakan argumen semacam itu.

Dititik ini kita dapat menjawab dan mematahkan argumen mereka dengan cara menunjukkan kesalahan logika yang terkandung didalamnya, sehingga argumen tersebut bernilai salah dan tidak valid, selain itu dari pemaparan yang saya sampaikan diatas, telah membuktikan bahwa teori evolusi adalah fakta saintifik dan bukan sekedar teori.

Sebagai catatan, meskipun saya telah berusaha menjelaskan secara rinci dan mematahkan argumen mereka didalam artikel ini, saya yakin akan masih ada diantara mereka yang akan tetap menolak kevalidan dan keabsahan dari Teori evolusi. Maka dari itu, pada artikel selanjutnya, saya akan membahas dan memaparkan kepada kalian bukti-bukti Teori evolusi.



Regards NonBeliever

Komentar

Postingan Populer